MENCETAK PEMIMPIN MASA DEPAN DI SEKOLAH

MENCETAK PEMIMPIN MASA DEPAN DI SEKOLAH
Oleh I Gusti Ngurah Prayoga Cendana Putra,S.Pd.
SDN 3 Sokong, Lombok Utara

Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator. Sebuah kutipan yang pernah disampaikan oleh Tokoh Guru Bangsa Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Menjadi pemimpin dibutuhkan kemampuan berpikir cerdas layaknya seorang wartawan dan mampu meyakinkan orang lain dengan kemampuan verbal bagai seorang orator ulung. Sebagai seorang guru, beliau menunjukan “Seni” dalam memimpin. Dengan mengakomodir seluruh arah pandangan dari para muridnya tersebut dan memasukkan filosofis pemikirannya mengenai kepemimpinan kepada para anak didiknya sehingga pemikiran tokoh tersebut menjadi pondasi pembangunan bangsa kita hingga saat ini.

Pada era sekarang gurulah yang bertugas untuk mencetak calon –calon pemimpin masa depan. Sekolah merupakan salah satu kawah mencetak pemimpin di masa depan. Untuk itu dibutuhkan kemampuan manajerial yang cakap dimiliki oleh seorang kepala sekolah dan guru. CEO, manager, guru kelas, pelatih sepak bola, ataupun orang tua di rumah. Semua memiliki kesamaan. Sosok seorang pemimpin. Saya percaya bahwa kepemimpinan adalah sebuah pola pikir, jiwa kepemimpinan bisa dimiliki oleh siapa saja. Tapi proses setiap individu untuk menjadi pemimpin yang kompeten mungkin berbeda. Buat saya, kepemimpinan adalah proses yang berkesinambungan, artinya ini adalah proses belajar tiada henti. Novianty Djafri dalam bukunya Manajemen Kepemimpinan Sekolah juga menulis bahwa menjadi seorang pemimpin terutama di sekolah bukanlah perkara mudah bukan juga perkara yang sulit . Namun ketika mengenal, memahami, meyakini cara menjadi kepala sekolah yang handal, maka hal yang niscaya melaksanakan tugas mulia menjadi seorang kepala sekolah akan terwujud dengan lebih mudah.

Sebagai seorang pemimpin di sekolah saya mengagumi sosok HOS Tjokoraminoto dengan segala kiprahnya. Saya pun banyak belajar dari kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Transformasional yang diselenggarakan oleh Perkumpulan IOA, Masyarakat Pendidikan Sejati dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara. Ada sesi menarik yang memberikan saya makna terdalam sebagai seorang pemimpin. Yaitu pada saat sesi Outdoor Learning Exercises (OLE) dimana kami diposisikan sebagai orang yang harus mampu memecahkan berbagai permasalahan dengan posisi sebagai seorang Kaisar (Pemimpin Sejati). Selain itu ada juga sesi dimana ada materi mengenai pemikiran dari John C. Maxwell, seorang pakar leadership yang telah menulis lebih dari 100 buku. Dalam satu bukunya yang berjudul The 5 Level of Leadership, Maxwell membahas bagaimana orang-orang yang kita pimpin memiliki level yang berbeda tentang perspektif mereka terhadap pemimpinnya.

Dengan semua bekal yang sudah saya miliki, saya pun mulai melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin di sekolah. Setiap keputusan yang saya ambil selalu didiskusikan dengan rekan-rekan di sekolah. Terutama bagaimana program untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di sekolah. Saya mencoba mewujudkan visi sekolah kami yaitu SDN 3 Sokong SMART (Sopan, Mandiri, Aktif, Religius, dan Toleran). Dalam wadah besar kata SMART dan dengan pengalaman mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Transformasional yang diselenggarakan oleh Perkumpulan IOA, saya dan rekan rekan guru menyusun program yang cocok dengan situasi dan karakter lingkungan. Akhirnya tercetuslah sebuah program yang kami beri nama SAPA BETA (Setiap Pekan Belajar Teknologi dan Android). Jadi anak–anak mulai dari kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 kami ajarkan mengenal dan mengoperasikan komputer. Selain itu untuk menumbuhkan kembangkan karakter anak-anak, maka setiap pagi di hari yang berbeda sebelum masuk kelas, kami mengadakan kegiatan pembinaan karakter mulai dari budaya Salam, Senyum, Sapa, budaya literasi, bernyanyi lagu wajib dan daerah. Hingga di akhir pekan di awal bulan kami merencanakan akan mengadakan bulan budaya sekolah. Nantinya dalam program tersebut siswa siswi dan seluruh guru mengenakan budaya adat Nusantara dan nantinya kegiatan tersebut akan diisi dengan melakukan permainan tradisional, membuat makanan daerah, dan masih banyak lagi.

Seluruh program yang kami rencanakan maupun yang telah dilaksanakan adalah semata-mata menjadikan sekolah sebagai tempat mencetak calon-calon pemimpin. Perlu upaya lebih sebagai seorang pemimpin di sekolah, karena tujuan sekolah adalah mewujudkan seluruh siswa kita menjadi sosok Pelajar Pancasila yang kelak akan menjadi sosok Pemimpin di masa depan. Karena sejatinya seorang pemimpin mampu melahirkan sosok pemimpin berikutnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published.