PERUBAHAN KECIL UNTUK KEMAJUAN BERSAMA
Oleh Ahmad Hamzan Wadi, S.Pd.
SDN 1 Dangiang, Lombok Utara
Pendidikan itu adalah seni membentuk karakter. Ilmu itu ibarat cahaya yang menerangi seseorang meraih cita-citanya dan literasi adalah salah satu gerakan memperluas terang cahaya bagi anak-anak. Maka dari itu sudah seharusnya kemampuan literasi diajarkan kepada setiap anak. Perkenalkan, nama saya Ahmad Hamzan Wadi atau lebih akrab disapa Pak Hamzan. Saat ini saya adalah seorang kepala sekolah di sebuah sekolah dasar yang bernama SDN 1 Dangiang. Sekolah ini berada di dusun Timur Tengah desa Dangiang Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saya mulai bertugas di sekolah ini sejak tanggal 15 september 2021 yang lalu. Awalnya saya adalah seorang guru di SDN 2 Santong kecamatan Kayangan.
Pertama kali saya bertugas di sekolah ini saya menemukan kesan sekolah yang kurang bersih dan disiplin. Di lingkungan sekolah banyak sampah yang berserakan, siswanya banyak yang menggunakan sandal, dan guru-gurunya kurang disiplin terutama saat datang dan pulang. Tentu ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi saya, terlebih saya baru diangkat menjadi kepala sekolah untuk kali pertama. Namun demikian, kondisi ternyata membuat saya menjadi lebih tertantang untuk menerapakan semua ilmu yang saya peroleh ketika menjalani pendidikan calon kepala sekolah selama 3 bulan lamanya.
Hal pertama yang menjadi fokus penyelesaian permasalahan yang akan saya selesaikan adalah masalah disiplin dan kebersihan sekolah. Saya berpikir ketika sebuah sekolah memiliki tingkat disiplin yang baik dan lingkungan sekolanya bersih, pasti proses pembelajaran yang berlangsung di sana akan berjalan dengan baik dan kondusif. Maka dari itu, masalah kedisiplinan dan kebersihan menjadi permasalahan utama yang harus diselesaikan. Awal bulan Oktober 2021, saya mencoba mengumpulkan rekan-rekan guru untuk membahas masalah kedisiplinan dan kebersihan yang ada di sekolah. Saya menyampaikan masalah yang terjadi di sekolah selama ini dan keinginan saya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Beragam masukan saya rangkum dari rekan-rekan guru untuk mengetahui penyebab dan alasan masalah kedisiplinan dan kebersihan yang terjadi di sekolah. Kemudian kami membuat kesepakatan jam datang dan jam pulang sekolah yang akan berlaku di sekolah baik bagi siswa, guru dan pegawai. Kemudian untuk masalah kebersihan, saya meminta agar penjaga sekolah memastikan kebersihan sekolah setiap pagi dan sore, mengingat saat itu sekolah sedang ada pembangunan gedung sekolah baru, saya tekankan agar material-material yang sekiranya tajam dan berbahaya segera disingkirkan supaya tidak mencelakakan siswa.
Setelah beberapa minggu saya amati, ternyata kesepakatan yang telah dibuat bersama tidak berjalan dengan maksimal. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya guru yang datang terlambat dan terkesan mengabaikan tugasnya. Padahal mayoritas guru yang terlambat tersebut rumahnya ada di sekitar lingkungan sekolah. Kenyataan ini membuat saya cukup kecewa dan marah, namun tidak bisa saya keluarkan. Kondisi ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Pada awal bulan Januari 2022 yang lalu, saya mendapat undangan pelatihan Kepemimpinan Transformasional oleh Perkumpulan IOA bekerjasama dengan Dinas Dikbudpora Lombok Utara. Dalam pelatihan ini saya dilatih menjadi pemimpin yang disiplin, tegas, kolaboratif dan inovatif. Selama pelatihan, banyak hal baru yang saya peroleh terkait dengan kepemimpinan di sekolah, di antaranya bagaimana mengelola, mengatur, sampai menggerakkan organisasi yang dipimpin sehingga semua anggotanya mau bergerak bersama-sama.
Bertepatan dengan selesainya pembangunan gedung sekolah yang baru, yang tentunya menambah semangat juga untuk kami semua, saya mencoba menerapkan disiplin dengan selalu datang lebih pagi dari guru-guru. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 07.30, saya menutup gerbang sekolah namun tidak menguncinya. Hal ini sengaja saya lakukan agar teman-teman yang terlambat masih bisa masuk tapi harus membuka sendiri gerbangnya. Setelah seminggu saya terapkan kebijakan tersebut, sudah ada beberapa guru yang mulai berubah dengan datang lebih pagi, namun masih banyak juga guru yang belum peka dengan apa yang saya terapkan. Melihat kenyataan tersebut, saya mulai mencari cara agar guru-guru tersebut bisa meningkatkan disiplinnya. Berbekal materi pelatihan yang saya terima terkait dengan inovasi sebagai pimpinan, maka saya melakukan cara baru, yaitu saya masuk ke kelas guru-guru yang selama ini sering datang terlambat kemudian saya menyampaikan kepada siswa bahwa kalau gurunya terlambat maka mereka rugi waktu belajar. Saya minta agar siswa berani bertanya kepada gurunya setiap kali gurunya terlambat datang, hal ini sekaligus untuk menumbuhkan keberanian dan kreatiftas siswa dalam bertanya. Kalau gurunya bertanya balik, siapa yang suruh bertanya, saya sampaikan yang menyuruh kepala sekolah.
Ternyata beberapa hari kemudian, ada peningkatan guru-guru yang datang tepat waktu semakin bertambah, hal ini tentunya menjadi kebahagian tersendiri untuk saya. Adapun satu orang guru datang menghadap saya dan menyampaikan permohonan maaf bahwa sering terlambat, hal itu karena guru tersebut harus mengurus anaknya yang sekolah di TK. Saya menasehati kalau memang repot dengan anaknya, agar dia bangun lebih pagi untuk mengurus keperluan anaknya dan membangunkan anaknya lebih pagi dan jangan menunggu anaknya bangun sendiri. Untuk masalah kebersihan sekolah, saya meminta agar guru-guru meluangkan waktu sebelum masuk pembelajaran agar bersama siswa melakukan kegiatan yang namanya “Operasi Semut.” Kegiatan ini adalah memungut sampah yang dilakukan oleh semua siswa selama 10 menit sebelum mereka masuk kelas. Mereka memungut sampah-sampah kertas, plastik dan daun yang ada di depan kelas mereka masing-masing sampai dengan halaman dan kemudian secara bergotong royong memasukkan ke dalam bak sampah masing-masing kelas.
Tentunya, kebijakan yang sudah saya laksanakan tersebut masih memiliki kekurangan di samping ada kelebihannya. Kelemahan ini tentu akan menjadi masukan dan perbaikan ke depannya dalam mengambil sebuah kebijakan. Adapun hal baik yang tercipta dan muncul dari hasil kebijakan tersebut akan kami perkuat sehingga terus berkembang ke arah kemajuan. Demikianlah praktik baik kepemimpinan yang saya lakukan berdasarkan pengalaman pelatihan yang saya terima. Dan saya berkomitmen akan terus melakukan perubahan ke arah perbaikan demi kemajuan sekolah saya. Terima kasih.