Tanpa literasi, pendidikan akan ‘mati’. Kemampuan membaca-menulis-menyimak-berbicara (literasi) merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Provinsi NTB masih menjadi salah satu provinsi dengan kemampuan literasi yang belum menggembirakan. Sementara itu, kabupaten Lombok Utara sebagai kabupaten termuda di NTB juga masih memiliki tantangan besar dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa didik di sekolah. Untuk itu, Program Lombok Bangkit yang dijalankan Perkumpulan IOA juga mulai menggarap program peningkatan literasi ini melalui peningkatan kapasitas para guru SD. Kami bekerjasama dengan Sokola Insititute untuk melaksanakan pelatihan pengajaran literasi dasar berbasis budaya/kontekstual bagi guru yang pada sebelumnya diawali dengan kegiatan asesmen literasi pada bulan Februari 2022.
Pelatihan Pengajaran Literasi Dasar Kontekstual dilaksanakan pada tanggal 28-31 Maret 2022 di Senaru, Bayan dan diikuti oleh 24 guru kelas 1-3 SD yang berasal dari 7 sekolah di desa Akar Akar, Bayan, Lombok Utara serta mahasiswa STKIP HAMZAR. Pelatihan dibuka oleh Bapak Bambang Siswanto, M.Pd. selaku Kepala Bidang Pengembangan Ketenagakerjaan (PK) Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Olahraga Lombok Utara pada tanggal 26 Maret 2022. Pelatihan ini bertujuan agar para guru dapat memfasilitasi pengajaran literasi baca tulis yang sesuai dengan konteks komunitas. Kecamatan Bayan dipilih karena setiap tahunnya angka siswa SD yang belum dapat membaca dan menulis menjadi yang tertinggi di kabupaten Lombok Utara. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah masih banyak masyarakat yang menggunakan bahasa ibu yakni bahasa Sasak. Selain itu, masyarakat Bayan masih kental dengan berbagai kegiatan adat budaya di waktu tertentu yang membuat anak tidak dapat bersekolah. Dalam pelatihan ini, beberapa materi yang disampaikan di antaranya adalah Filosofi Pendidikan, Memahami Komunitas dengan Etnografi, Menyusun Materi Calistung dan Terapan Berbasis Budaya, dll. Peserta juga membuat profil sekolah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan agar dapat mengatasi tantangan bersama dengan lebih baik. Berbagai tantangan sosial budaya dijadikan jembatan dan penguat untuk pengajaran literasi dasar dan pemahaman baca tulis Bahasa Indonesia. Pelatihan berikutnya akan dilaksanakan untuk para guru kelas 4-6 SD pada bulan Juli 2022. Dalam pelatihan ini juga dilakukan penyerahan buku The Life of Sea Turtle yang disumbangkan oleh Yayasan Bakti BCA dan Yayasan Penyu Banyuwangi ke sekolah binaan Perkumpulan IOA.